Pages

Jumat, 20 September 2013

TUKANG KORAN

Hari ini, sabtu 21 September 2013. Saya, seperti biasa, sudah nangkring di teras rumah, buat kerja, ngetik sebuah ftv. Di tengah-tengah pekerjaan, seseorang datang menawarkan berlangganan koran. Saya katakan ke anak muda itu, dulu saya memang pelanggan koran KOMPAS, tapi sekarang tidak lagi lantaran saya bisa dapat berita kapan saja saya mau, tanpa harus nunggu koran pagi. Dan apa yang dia katakan? "Saya akui, pak, sekarang ini koran memang kalah dibanding internet. Tapi dengan berlangganan koran ini, bapak akan membantu saya setiap bulannya 8000 rupiah." Waduh, saya dihadapkan dalam pilihan yang sulit. Kalo saya langganan, saya kebayang, koran itu kemungkinan besar nggak saya baca, dan hanya akan menjadi tumpukkan yang merusak pemandangan rumah. Tapi kalo saya nggak langganan, kasihan juga pemuda itu. Nggak berat, sih, 68.000 perak per bulan.

Yah, untungnya ada solusi yang ia tawarkan, agar saya mau berlangganan koran hanya sabtu dan minggu saja. Dengan berlangganan di dua hari weekend itu, katanya saya sudah 'menggaji' si pengantar koran itu sebesar 3.800 rupiah. Hhm, jauh dari USD.1. Oke, saya deal.

Usai dia pergi dari rumah saya, saya perhatikan disambanginya rumah Pak Helmi, tidak jauh dari rumah saya. Tak butuh waktu sampai 1 menit untuk membuat orang itu pergi dari rumah Pak Helmi. Hebat juga tuh, pak Helmi. Oh, mungkin saja si loper koran itu bisa memanfaatkan saya yang gampang iba pada orang lain.

Anyway, ini hanya sebagian kecil peristiwa dalam hidup saya. Tak ada yang perlu disesali. Hanya sebuah cerita.

Tangerang Selatan, 21 September 2013

0 komentar:

Posting Komentar