Pages

Kamis, 14 November 2013

MENGEJAR CINTA TANPA KAKI

Sinopsis FTV Hidayah

MENGEJAR CINTA TANPA KAKI

Setelah gajian dari kerjanya sebagai kuli bangunan, SETO 27 tahun, membeli sepasang sepatu mungil yang cantik. Seto segera lari ke Bidan, tempat FATMA 25 tahun, istrinya, akan melahirkan. Tak terbayangkan, betapa bahagianya Seto dan Fatma nantinya dengan kehadiran seorang anak yang sudah 5 tahun mereka nantikan. Tak sabar rasanya Seto memasangkan sepasang sepatu cantik tadi ke kaki anaknya yang sebentar lagi akan lahir. Suara tangisan bayi telah memutus masa penantian panjang Seto. Air mata bahagia tak berhenti berurai. Seorang Bidan yang keluar, segera ia tanyai, seperti apa rupa anaknya, kondisinya dan segala macamnya. Raut haru dan kebahagiaan itu sontak sirna menyusul sebuah berita yang disampaikan sang Bidan. Anak Seto cacat, tidak memiliki 2 kaki. Pasangan suami istri itu bagai disambar geledek yang sangat kencang. Busyar semua impian Seto untuk memakaikan sepasang sepatu di kaki anaknya yang mungkil. Rasanya tak kuat mereka menerima kenyataan ini.

Seto dan Fatma membawa pulang anaknya dengan diam-diam. Sejak saat itu rumahnya selalu dikunci rapat-rapat. Tiap ada warga yang mau mengok, selalu dikatakan anaknya lagi sakit, nggak boleh dilihat banyak orang. Yang makin membuat keduanya kian pedih adalah, hampir tiap kado yang mereka terima adalah sepasang sepatu mungil. Seto dan Fatma merasakan beratnya menanggung semua ini. Keduanya tak kuat. Di tengah malam keduanya mengendap-endap keluar dengan membawa anak bayinya yang cacat, pergi meninggalkan kampungnya. Mereka sampai di depan sebuah panti asuhan. Dengan cucuran air mata, dengan perasaan yang sangat berat, keduanya meninggalkan bayi yang ditaruh di dalam kardus dengan selimut hangat. Ada sebuah nama di baju bayi itu: ANANDA FITRI.

Ananda Fitri ditemukan IBU RAHMA, si pemilik panti asuhan. Dengan penuh kasih sayang, tak perduli cacat, Ibu Rahma merawat Fitri. Meski cacat, Fitri tumbuh menjadi anak kecil yang cantik. Ia tak perduli dengan ledekan dari beberapa temannya tentang kondisinya yang tak berkaki. Biasanya kalo lagi dikata-katain seperti itu, pahlawannya adalah KIRMAN, temannya sepanti asuhan. Kirman sayang sama Fitri. Fitri juga sayang sama Kirman. Sayangnya, saat keduanya berumur 6 tahun, mereka harus berpisah. Kirman diadopsi pasangan MULYANA dan EUIS yang sudah 10 tahun tak punya anak. Kirman harus meninggalkan panti asuhan, meninggalkan Fitri, tinggal bersama orang tuanya yang baru, yang kaya. Fitri tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berurai air mata menyaksikan sahabat terbaiknya pergi tanpa tahu kapan lagi akan bertemu.

Kerinduan pada sahabatnya, membuat Fitri yang sudah menginjak 8 tahun diam-diam ingin mencari Kirman. Bukannya Kirman yang ditemukan, malah malapetaka yang dijumpai. Fitri dibawa oleh seorang Pengemis, untuk kemudian dipaksa menjadi pengemis. Buat si Pengemis itu, keberadaan Fitri jelas merupakan keuntungan besar, karena Fitri tak punya 2 kaki, yang akan mengundang belas kasihan pada yang melihatnya. Saat mengemis itulah, Fitri sempat bertemu dengan Seto dan Fatma, alias orang tuanya. Akan tetapi mereka tidak saling menyadari. Seto dan Fatma merasakan kesedihan saat itu, berharap, semoga anaknya mendapat perawatan dan kasih sayang di panti asuhan dan tidak sampai menjadi pengemis seperti itu.

Hari itu Kirman jalan-jalan bersama Mulyana dan Euis yang sudah 2 tahun menjadi papa dan mamanya. Di tengah jalan Kirman melihat Fitri yang lagi ngemis. Kirman teriak, minta segera dihentikan. Kirman lompat dari mobil, kari mengejar ke arah Fitri. Sedihnya, Fitri tak ada lagi di tempat tadi. Peristiwa itu membuat Kirman mengadukan itu ke Ibu Rahma yang sudah 2 minggu kehilangan Fitri. Ibu Rahma bersama beberapa pegawai panti yang laki-laki mencari Fitri ke tempat yang ditunjuk Kirman. Bersyukur, mereka bisa menemukan Fitri dan membawa Fitri pulang lagi ke panti asuhan. Kirman bertemu dengan Fitri. Akan tetapi, mungkin ini akan menjadi pertemuan yang terakhir, karena setelah ini Kirman akan ikut papa dan mamanya tugas di Jayapura. Untuk kedua kalinya mereka berpisah dengan sangat sedih.

Kini, Fitri sudah menjadi gadis yang cantik, baik, lembut dan sangat ramah. Murah senyum tanpa pernah memperdulikan orang-orang yang kadang mempergunjingkan kecacatannya. Setelah lulus SMA lalu, Fitri kursus akutansi, dan sekarang kerja menjadi kasir di sebuah minimarket. Di minimarket itulah Fitri bertemu dengan Budi, cowok tampan yang hobi photography. Keduanya begitu akrab dan lama kelamaan menjadi sangat dekat. Sebenarnya Fitri menyadari akan kekurangannya, akan tetapi hatinya berkata lain, ia jatuh cinta pada Budi. Dan sungguh di luar dugaan, Budi juga mencintai Fitri. Keduanya pacaran secara serius. Betapa bahagiaanya Fitri saat Budi berniat ingin melamar dirinya. Akan tetapi, tak ada permasalahan berat apapun, tiba-tiba saja Budi memutuskan hubungannya dengan Fitri. Karena menurut Budi, perkenalannya dengan Fitri dirasa sudah cukup. Ia sudah punya bahan lumayan banyak untuk membuat cerita tentang seorang gadis yang kuat walau tanpa dua kaki. Jadi sebenarnya Budi tak pernah mencintai Fitri. Gadis itu hancur sehancur-hancurnya. Ini sangat berat. Memang benar apa kata hatinya, tak ada laki-kali di dunia ini yang sebaik Kirman, yang sekarang entah dimana.

Dalam kehancurannya itulah, saat Fitri bekerja, Fitri bertemu Seto dan Fatma yang sedang belanja di minimarket. Seto dan Fatma kaget sekali membaca nama di dada Fitri bertuliskan ‘Ananda Fitri’. Perasaan berdosa yang luar biasa membuat keduanya mengakui kesalahan karena telah membuang Fitri. Mulanya Fitri tak langsung percaya, walaupun Seto dan Fatma menyebutkan beberapa tanda lahir yang sama persis. Akan tetapi tes DNA tak bisa membuat Fitri tak bisa memungkirinya. Dengan berat hati Fitri mau menerima Seto dan Fatma sebagai orang tua kandungnya.

Sudah 14 tahun Kirman dan Fitri tak lagi bertemu dan tak ada kabar berita. Kirman saat ini sudah menjadi pemuda yang tampan, kaya karena meneruskan usaha papanya. Hobinya membaca mempertemukannya pada buah blog dengan cerita berjudul ‘Mengejar Cinta Tanpa Kaki’, yang isinya adalah kisah seorang gadis cacat tanpa kaki bernama Ananda Fitri. Ingatannya segera tertuju pada Fitri, sahabat kecil yang sudah sangat lama ia lupakan. Kirman mendatangi panti asuhannya dulu. Sungguh tak disangka, panti asuhan itu sekarang sudah menjadi gedung bertingkat. Tak ada yang tahu, dimana panti asuhan itu berada. Maka dari blog itulah Kirman berkontak dengan Budi, kemudian tahu dimana dia bisa menemui Fitri.

Fitri sedang bekerja di kasir menghitung beberapa belanjaan. “Semuanya jadi seratus limapuluh delapan ribu.” Ada suara yang menjawab, “Saya bisa bayar pake kerinduan, nggak?” Fitri kaget. Ia pandangi pemilik suara itu. 14 tahun sudah sangat berubah. Fitri tak langsung ingat siapa dia. Kirman mengingatkan dirinya, “Aku Kirman. Sahabat kamu yang selalu siap melindungi kamu.” Berpelukanlah keduanya dengan sangat erat. Air mata keduanya tumpah. Pelampiasan kerinduan yang sudah mendarah daging.

Kirman minta maaf, tak pernah menghubungi Fitri, karena setelah tinggal di Jayapura 2 tahun, ia ikut papa dan mamanya ke London, Paris, Melbourne, sampai Cape Town. Baru 2 tahun ini Kirman tinggal di Jakarta. Biarpun Kirman sudah jadi anak muda yang kaya-raya, dan Fitri hanya seorang kasir yang cacat, namun tak ada yang berubah dari keduanya. Keduanya tetap dekat seperti waktu mereka masih kanak-kanak. Yang membedakan kali ini adalah, keduanya rupanya menyimpan cinta. Fitri yang pernah sakit hati karena dihianati oleh Budi, kali ini sangat berhati-hati, tak mau sakit untuk kedua kalinya. Kirman meyakinkan, dia sungguh-sungguh mencintai mencintai Fitri. “Aku janji, sebentar lagi aku akan bawa kamu ke papa sama mama. Aku akan kenalkan kamu. Aku akan bilang ke mereka, bahwa kamu adalah calon istriku.” Betapa bahagianya Fitri mendengar itu semua.

Maksud hati Kirman menemui papanya untuk menyampaikan itu semua, akan tetapi Mulyana lebih dulu bicara. Bahwa kedua orangtuanya sudah sepakat ingin menjodohkan Kirman dengan anak rekan bisnis Mulyana. “Nggak bisa, pah. Jodoh adalah masa depan Kirman. Kirman yang akan memilih jodoh buat Kirman.” Mulyana dan Euis tidak marah, “Iya. Kamu benar. Cepat kenalkan ke papa sama mama, siapa calon kamu itu.” Separang orang tua itu hancur bukan main begitu dikenalkan bahwa Fitri si gadis cacat tanpa kaki lah yang akan dipersunting Kirman. Meledaklah kemarahan Mulyana! Ia tidak sudi punya menantu cacat seperti Fitri! Memalukan! Hebatnya, Kirman tetap pada pendiriannya! “Anak nggak tau terimakasih! Sudah diangkat dari panti asuhan! Bukannya terimakasih! Pergi kamu dari rumah ini!”

Kirman pergi dari rumah, meninggalkan semua atribut orang kaya. Memulai semuanya dari nol besar. Fitri selalu mendukung Kirman, selalu dekat dengan Kirman. Usaha Kirman yang gesit membuahkan hasil. Kirman telah menjadi inspirasi anak-anak muda, karena telah memiliki puluhan waralaba kios baso.

Membaca usaha Kirman yang sukses, Mulyana jatuh sakit. Dalam sakitnya itu, Mulyana kerap mengigau menyebut nama Kirman. Euis terus menangis, karena ia tau sekali, mereka sebenarnya sangat menyayangi Kirman. Euis berhasil menemukan Kirman, minta Kirman untuk pulang menemui papanya. Kirman pulang, bertemu dengan Mulyana yang terbaring di tempat tidur. Mulyana memeluk anak angkat yang sudah dianggap sebagai anak kandungnya itu. “Kenapa kamu pergi, Kirman? Waktu papa ngusir kamu, sebenarnya papa berharap nggak akan pergi. Berhari-hari papa berharap kamu pulang, tapi kamu nggak pulang-pulang.” Mulyana menangis, minta maaf, ia akan menikahkan Kirman dengan Fitri.

Sebuah pesta pernikahan digelar. Semua tamu undangan kagum dengan kedua mempelai. Kagum dengan perjuangan Fitri, gadis cacat yang luar biasa. Kagum pada Kirman, lelaki berhati besar yang mau menerima Fitri sebagai istrinya. Dan kagum terhadap Mulyana dan Euis karena kelapangan jiwanya, tanpa rasa malu memiliki dan memperkenalkan menantunya yang bernama Fitri di depan orang banyak.


- Selesai -

Catatan:
Cerita ini kemudian diganti, karena pihak PH tidak mau terlalu mengeksploitasi kecacatan. Judulnya berubah menjadi AIR MATA BAHAGIA, dan ceritanya pun dirubah.

3 komentar:

  1. Halo Mas Puguh
    Salam kenal. Saya Dinda. Beberapa bulan terakhir ini saya sedang tertarik menulis skenario FTV. Saya suka blog Mas Puguh. Terimasih buat banyak pelajaran bermanfaatnya tentang penulisan skenario. Mas, boleh share info bagaimana caranya mengirim naskah skenario FTV ke PH tidak? Biasanya prosedurnya bagaimana yah?
    Terimakasih infonya :)

    BalasHapus
  2. Halo Dinda. Salam kenal juga. Wah, senang sekali bisa share bagaimana mengirim FTV ke PH-PH. Biasanya langkahnya begini (khususnya untuk penulis baru). 1. Datang ke PH yang sering bikin FTV. 2. Temui bagian skenario. 3. Kenalan, minta alamat email untuk ngirim sinopsis. 4. Kirim sinopsis ke PH itu. 5. Jika sinopsis itu diterima, pasti akan dikabari. 6. Sinopsis yang acc ditulis skenario. 7. Revisi skenario. 8. Skenario disyuting. 9. Dapat honor.

    Namun ada langkah yang lain buat penulis yang masih baru. Yaitu dengan cara mendompleng penulis lama. Misalnya saja, Dinda mengirim sinopsis ke saya, terus saya akan lanjutkan ke PH. Nah, nanti kalo di-acc, Dinda bisa memulai dengan jadi co-writer saya. Kalo dirasa Dinda sudah oke dalam menulis, Dinda bisa mulai menulis skenario sendiri tanpa saya.

    Untuk lebih jelasnya, ini nomer hp saya: 08174939364, jika Dinda berkenan share sama saya.

    Terimakasih,
    Terus berkarya!

    Puguh P. S. Admaja

    BalasHapus
  3. http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/12-penemuan-australia-yang-mengubah.html

    http://detik206.blogspot.com/2017/06/habib-rizieq-akan-pulang-ke-indonesia.html

    http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/ini-komplotan-begal-dan-rampok-sadis.html

    http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/antisipasi-hadapi-perang-nuklir-warga.html

    HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !

    SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN:)

    UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683

    BalasHapus