Pages

Kamis, 30 Agustus 2012

INDONESIA 2022 (BAGIAN KE-2)


Garuda Luka memakan korban pertama kala ujicoba di Bukit Jalil. Lawannya adalah Malaysia, yang baru saja merebut Piala AFF untuk ketiga kalinya. Tim Harimau Malaya dibuat tak berdaya, bertekuk lutut di publiknya sendiri, angkanya lumayan telak, 3-1. Setelah itu Van Bommel menyiapkan strategi menghadapi lawan-lawang tangguh di grub B: Jepang, Maladewa, Thailand dan Oman.

Siapa yang sangka, dari perjalanan panjang melawan 4 lawan berat itu, timnas ‘Garuda Yang Terluka’ hanya kalah 1 kali vs Jepang di Tokyo. Pertandingan itu dikenang dengan ‘Pertandingan Balas Budi’. Kala itu Indonesia tertinggal 1-0 sampai menjelang berakhirnya babak berkat gol kontroversial pemain senior Jepang, Ryo Meyaki yang main di Kashima Asler. Saat injury time babak kedua, Garuda Luka mendapat hadiah pinalti menyusul handsball Hedetosi Nayaka di kotak terlarang. Seperti biasa Alfayed yang mengesekusi. Tak ada yang menyangsikan anak muda ganteng itu dalam menendang pinalti, hampir 100% gol. Yang dihadapinya adalah Sony Suchiba, kiper kebanggan Jepang, sahabat kentalnya kala bermain di Nagoya Grampus Eight. Entah kenapa, tendangan Alfayed ‘dibuat’ meleyang, jauh melewati mistar gawang. Penonton Indonesia yang ada di stadion itu melongo, tercengang hebat. Bahkan para pendukung tuan rumah pun terdiam. Pikiran mereka sama, Alfayed mustahil melakukan itu. Banyak orang yakin, Alfayed sengaja tidak menggolkan pinaltinya, karena beberapa tahun lalu Alfayed dan Suchiba terlibat cinta segitiga dengan dara cantik dari Hiroshima, namanya Tsiomi. Gadis itu sebenarnya milik Suchiba dan keduanya akan menikah. Namun, demi sahabatnya, Suchiba rela melepaskan Tsiomi buat Alfayed. Sekarang wanita blesteran Jepang-Argentina itu sudah berstatus nyonya Alfayed.
Entah.. tidak ada yang tau pasti, apakah itu semua benar. Yang penting adalah, itulah kekalahan Alfayed dkk satu-satunya. Sisanya dimenangkan dengan cara sadis. Sadis? Kenapa? Masih teringat jelas, gawang Tanyaporn Somchit dibom gol sebanyak 5 kali tanpa balas, ketika Timnas kita memencundangi Thailand di depan rajanya 5-0 tepat di saat ulang tahun Raja Maha Vajiralongkorn.

Maladewa, Thailand dan Oman disudahi timnas Garuda Terluka di kandang dan tandang. Bahkan kekalahan Maladewa terhitung tragis, di kandang dan tandang, penjaga gawang Maladewa harus memungut bola di gawangnya sebanyak 15 kali. Hingga menobatkan Indonesia sebagai juara grup. Indonesia didaulat mengikuti penyisihan berikutnya, yang tinggal menyisakan 10 negara. Lawan-lawan Indonesia di grub A sangat ngeri: Australia, China, Arab Saudi dan Kazakhtan.
Keempat negara itu jelas nggak main-main. Hampir semua pemain Australia merumput di Liga Premier Qatar. China? Di sana ada Huang Ti, kaptennya yang 2 kali terpilih jadi pemain terbaik Asia. Belum lagi Liga Arab Saudi kini sudah menjadi seperti Liga Qatar, para pemain bintang berbondong-bondong main di tanah Arab. Paling hanya Kazakhtan yang bisa dibilang lawan sepadan buat Indonesia.

Hasil undian yang bagus, karena pertama Indonesia menghadapi Kazakhtan di Jakabaring Palembang. Biarpun tidak diperkuat Harry Liem, kiper jagoan Garuda Luka, tetap saja Indonesia bisa mempermak negara pecahan Uni Sofyet itu dengan 2-0. Setelah itu? Indonesia kalah 2 kali. Pertama takluk dari Saudi Arabia lumayan telak 3-0 di sana. Selain itu juga menelan pil pahit dari Australia di kandangnya 0-1. Kekalahan dari Australia bisa diterima tanpa alasan. Akan tetapi takluk dari Arab Saudi 3-0, timnas Garuda Luka punya alasan. Kala itu cuaca di Arab sangat ekstrim. Siangnya bisa mencapai 50oC, malamnya sadis lagi, bisa drop sampai hampir 0oC. 5 pemain timnas Garuda Luka keram saat pertandingan. Alfayed harus ditandu keluar lapangan di menit ke 72, padahal waktu itu timnas kita sudah kehabisan kuota pergantian pemain yang hanya 3 kali.

Syukurlah hanya 2 kali kalah. Sisanya? Lawan China, Garuda Luka bisa menahan 0-0 di beijing, dan menang 1-0 di Jakabaring. Membalas kekalahan atas Arab Saudi dan Australia saat main di Palembang, masing-masing dengan skor sama 2-1. Dan kemenangan atas Kazakhtan di Astana menjadi kemenang timnas satu-satunya dalam pertandingan tandang. Perjuangan itu semua sudah cukup mendudukkan timnas kita di posisi runner up di belakang China.
Indonesia berpesta.. Indonesia bersorak.. warna merah-putih menghiasi di mana-mana.. ini adalah pencapaian tertinggi Indonsia yang mungkin sudah dilupakan cita-cita yang dulu pernah digaungkan.. lolos ke putaran final Piala Dunia.. Indonesia berhak mewakili Asia bersama China, Jepang, Korea Utara dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Melihat timnas Garuda Luka lolos Piala Dunia Qatar 2022, kedua PSSI itu kembali gontok-gontokan. Tajuknya kini berubah, sama-sama mengklaim bahwa timnas Garuda Luka itu dalah milik salah satu dari mereka. Sampai-sampai masyarakat sepakbola Indonesia berang, marah besar, dengan membawa ribuan demonstran ke kantor PSSI, mereka menariaki agar kedua PSSI tau diri! Jangan serakah! Jangan jadi maling di PSSI! Joko Malis, mantan pemian nasional era 70an yang kini sudah lumayan sepuh tapi masih bisa bicara dengan lantang, “Timnas kita sudah sampai di Qatar! Dulu kalian kemana saja!? Begitu sudah lolos bukan karena jasa kalian, kalian sekarang berebut mengakui! Tolong dong, kalian bisa bersatu, menyokong timnas kita!” Iya, menyokong timnas kita yang sudah lama kita tinggalkan. Yang bahkan sudah lama sepertinya masyarakat kita lupa kalau kita punya timnas. Situasi itu membuat kedua PSSI melakukan gencatan senjata.

Menghadapi undian World Cup Qatar 2022, tim Garuda Luka tak terlalu tegang, karena tak bisa berharap lawan, atau memilih lawan. Mau ketemu siapa saja, dari negara manapun, dari benua apapun, tetap saja judulnya berat. Maka ketika timnas kita terundi masuk di grup A bersama tuan rumah Qatar, Belanda dan Uruguay, Mark Van Bommel dan semua anak asuhnya hanya menanggapi dengan senyum. Senyum Bommel makin pahit karena di sana ada negaranya, Belanda. Tak ada target apapun yang disandangkan di bahu Bommel, membuat mantan kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2012 itu tidak lantas nyantai. 10 bulan persiapan dilakukan dengan sangat maximal. Fisik dan mental digenjot habis. Ujicoba ke seluruh penjuru dunia dijabani. Hasilnya.. Bommel optimis, tapi rakyat Indonesia pesimis. Bagaimana tidak, dari puluhan ujicoba yang dilakukan, Indonesia hanya memenangi 1 kali saja. Itu juga lawan Philipina. Tapi entah kenapa Bommel begitu yakin. Apanya yang dia yakini?

Apakah ujicoba timnas Garuda Luka yang mengantungi serangkaian hasil buruk, akan berakibat buruk di turnamen terakbar di jagat raya bertajuk PIALA DUNIA QATAR 2022?

0 komentar:

Posting Komentar