Sinopsis FTV SCTV
ASMARA HANSIP NINGRAT
By: Rindu
Rindang Cintakami & Feby Andriawan
Semangat Liana Pohan kuliah di Jakarta memang sangat
tinggi. Buktinya, walaupun kedua orangtua Liana punya dana pas-pasan, hanya
cukup untuk membiayai kuliah saja, Liana mau bersusah payah mencari kerja untuk
menutupi biaya kehidupan sehari-harinya. Niat cewek batak itu untuk mengurangi
beban kedua orangtuanya memang sudah bulat. Liana luntang lantung, kesana
kemari, hanya untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Namun, mencari pekerjaan yang bagus di Ibukota memang nggak
semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kalau hanya berbekal ijazah SMA.
Alhasil, Liana terpaksa menerima pekerjaan sebagai hansip di sebuah perumahan
elit. Dua bulan Liana kerja dan hasilnya cukup memuaskan. Bukan hanya
kemampuannya, tapi Liana juga terkenal akan keramahannya ke warga walaupun nada
ngomongnya terkadang tinggi, khas orang batak. Atas dasar itulah kemudian
sebuah keluarga di perumahan tersebut
tertarik memperkerjakan Liana sebagai security
di rumah mereka dengan gaji yang tentu saja lebih tinggi. Jelas Liana nggak
melewatkan kesepatan begitu saja. Liana kemudian menjadi security di rumah
berlantai dua yang luas abis. Halaman depannya bisa dipakai untuk main
sepakbola, ada kolam renangnya, garasinya besar, pokoknya benar-benar rumah
idaman deh. Mengapa Liana pede untuk jadi hansip disana? Itu karena taekwondo
yang di pelajarinya waktu SMA dulu. Iya, walaupun tampang feminim, tapi Liana
jago banget berantem!
Liana bisa dikatakan beruntung. Selain mendapatkan
majikan yang tajir mampus dan baik, Liana juga bertemu dengan anak majikannya
yang keren, bernama lengkap R.M. Bimo Nugroho Setyodiningrat, atau singkatnya.Bimo.
Tapi, mengingat Ayahnya Bimo itu keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuono VIII
dan Ibunya juga keturunan dari adik kandung Sri Pakualam VII, Liana langsung
merasa rendah diri. Mana mungkin, cewek seperti dirinya bersanding dengan Bimo.
Ah, itu hanya mimpi di siang bolong. Baginya, bisa bertemu dengan Bimo setiap
hari saja sudah merupakan sebuah kebahagiaan.
Setiap jadwal kuliah kosong, Liana setia menjaga rumah
keluarga Bimo. Entah sudah berapa kali Dia membukakan pagar untuk Bimo yang
pulang dari kerjanya sebagai direktur salah satu perusahaan milik Ayahnya itu.
Tapi, tetap saja, Bimo cuek dengan Liana. Setiap Liana senyum, Bimo mengalihkan
pandangannya dan melengos pergi. Kecewa sih, tapi Liana maklum. Sebagai
direktur, tentunya Bimo sangat lelah sekali. Namun, di satu hari, Bimo
tiba-tiba mendatangi Liana yang lagi nonton tipi bareng security lain yang bernama Pak Kardi di pos. Kaget dong tiba-tiba
didatangi Bimo, apalagi kalau di lihat dari ekspresinya, Bimo serius banget nih
menatap Liana. Ternyata, nggak ada angin nggak ada hujan, si Bimo ngajak jalan
Liana. Awalnya sih Liana nggak mau karena lagi kerja, tapi Bimo memaksa.
Lagian, masih ada Pak Kardi juga yang jagain rumah dan Bimo sudah izin ke
orangtuanya untuk membawa Liana keluar.
Setelah mengganti pakaiannya, Liana dan Bimo pergi ke mall.
Sepanjang perjalanan, Bimo hanya diam. Hal itu membuat Liana bingung. Apalagi
pas di mall, Bimo selalu mengajak Liana ke tempat baju dan menyuruh Liana mencoba
baju-baju yang dipilihnya. Makin penasaran dong, akhirnya Liana berani bertanya
ke Bimo apa maksud semua itu. Dan, jawaban Bimo membuat Liana jadi lesu. Bimo
rupanya mengajak Liana ke mall karena pacarnya bernama Rasya, yang kuliah di
Australia sebentar lagi pulang ke Jakarta. Kebetulan, ukuran tubuh Liana dan
bahkan warna kulitnya hampir mirip dengan Rasya. Nggak mau salah mengukur baju
untuk di kasih ke Rasya, makanya Bimo ngajak Liana. Iya, disini Liana merasa
seperti patung berjalan. Tapi, Liana tetap profesional. Dia cukup senang
membantu Bimo dan bahkan memberi saran ke Bimo. Yah, paling nggak ini adalah
momen Liana bisa cair dengan Bimo. Nggak seperti sebelumnya yang kaku banget.
Besoknya, Bimo membawa Rasya ke rumahnya untuk bertemu
dengan Ayah-Ibunya. Sesuai dugaan Liana, Rasya memang cantik bak model,
jalannya pun anggun. Sangat berbeda dengan dirinya yang ‘sedikit’ tomboy. Akan
tetapi perkenalan nggak berjalan mulus, Rasya memang orang Jawa dan Ayah-Ibunya
Bimo juga ingin Bimo mendapatkan jodoh orang Jawa. Tapi, apa yang diinginkan
orangtua Bimo itu sepertinya menghilang dari diri Rasya. Sopan santun yang
menjadi ciri khas orang Jawa saja nggak ada. Alhasil, orangtua Bimo
meninggalkan Bimo dan Rasya berdua di teras. Bimo yang sedikit kecewa dengan
Rasya lalu meminta Rasya kembali menjadi dirinya yang dulu. Bukannya menuruti
Bimo, Rasya malah pergi dengan ekspresi kesal. Liana dan Pak Kardi yang melihat
pertengkaran itu pun hanya bisa terdiam. Darisanalah Liana akhirnya sadar,
kalau saja Dia bisa bersikap layaknya orang Jawa, mungkin saja Dia bisa
mendapatkan Bimo dan mengubah pendirian orangtua Bimo. Peluang yang menarik
untuk Liana coba, sekalipun harus menjadi antagonis di dalam hubungan Bimo dan
Rasya.
Nggak butuh waktu lama untuk Liana mencari orang yang
bisa mengajarinya menjadi orang Jawa. Iya, teman sekelasnya yang bernama Fani
adalah orang Jawa tulen. Sebulan lebih Liana belajar dari Fani dan berhasil
‘menjadi orang Jawa’. Setelah itu Liana mulai berani lagi dekat dengan Bimo.
Betapa kagetnya Bimo, Liana yang dikenalnya batak abis, ceplas-ceplos dan rada
tomboy sekarang menjadi sangat santun dan lemah lembut layaknya orang Jawa
tulen. Seragam hansip yang dipakai Liana pun sekarang menjadi nggak cocok untuk
Liana yang kini benar-benar feminim. Tapi, usaha Liana sia-sia. Di suatu pagi
seorang cewek datang, namanya Intan. Siapa itu? Ternyata sejak kejadian Rasya,
orangtua Bimo ingin menjodohkan anaknya itu dengan anak salah satu teman
mereka. Bimo menolak. Rasya adalah cewek yang masih dicintainya dan yakin bisa
merubah Rasya jadi cewek ‘Jawa’ lagi.
Bimo pun mulai mencari-cari Rasya. Dan, betapa kagetnya
Bimo setelah sampai di rumah Rasya. Rasya rupanya masih seperti dulu. Jawa
tulen. Setelah berbincang dengan Rasya, ternyata semua yang dilakukannya adalah
untuk bisa putus dengan Bimo. Kuliah di Australia membuat Rasya menemukan cinta
lain; orang Jakarta yang juga kuliah di Australia juga. Makanya, momen saat
bertemu dengan orangtua Bimo membuat Rasya menemukan celah untuk di benci.
Rasya ingin putus dengan cara itu karena Dia nggak mau nyakitin perasaan Bimo
secara frontal karena Rasya menganggap Bimo adalah cowok yang sangat baik. Hati
Bimo pun hancur berkeping-keping. Namun, Bimo sadar kalau cinta nggak bisa
dipaksakan. Akhinya, masalah selesai. Bimo kini menganggap Rasya layaknya
seorang adik. Bimo pun curhat tentang perjodohan antara dirinya dan Intan ke
Rasya. Kalau Intan baik, kenapa nggak dicoba? Itulah yang Rasya sarankan ke
Bimo.
Bimo dan Intan kemudian pacaran. Kejadian itu membuat
Liana kecewa, usahanya untuk menjadi cewek ‘Jawa’ seakan nggak bermakna. Nggak
mungkin buat Liana menyaingi Intan. Selain pilihan orangtua Bimo, Intan adalah
cewek yang sangat baik dan juga kaya. Bahkan, Intan sering membawakan makanan
untuk Liana dan Pak Kardi. Liana pun memutuskan untuk kembali menjadi apa
adanya dirinya. Hari demi hari berlalu. Suatu hari, Liana nggak sengaja melihat
foto Intan di hape Fani. Keduanya berfoto selfie
dengan pose alay ‘monyongin bibir’. Setelah ditanya, Intan itu ternyata adalah
sepupunya Fani. Liana terkejut dan menjelaskan semuanya ke Fani tentang
hubungan Bimo dan Intan. Fani pun nggak kalah kagetnya. Karena, setahu Fani,
Intan masih menjalin hubungan dengan seorang cowok!
Informasi yang di dapat dari Fani membuat Liana kepo.
Sejak tahu itu, Liana jadi diam-diam mengikuti Intan ketika sedang nggak
bersama Bimo. Bahkan, saking niatnya, Liana berbohong nggak bisa kerja ke
orangtua Bimo karena lagi sakit. Tapi, usaha Liana itu berbuah hasil. Di sebuah
mall, Liana mendapati Intan lagi bergandengan tangan dengan seorang cowok.
Penasaran, Liana langsung mendatangi Intan dan cowok tersebut. Memang benar,
Intan dan cowok itu berpacaran. Intan kemudian memberikan uang ke Liana untuk
tutup mulut, namun ditolak Liana.
Liana menjelaskan semua itu ke Bimo. Tapi, Bimo nggak
percaya. Bimo malah menuduh Liana disuruh oleh orang lain untuk menfitnah
Intan. Nggak terima dengan tuduhan itu, Liana langsung resign. Setelah itu, Liana kembali dipusingkan dengan biaya
hidupnya. Sudah dua bulan dan keuangannya semakin tipis. Beruntungnya, Liana kemudian
menemukan peluang untuk kembali menjadi hansip pada sebuah perumahan. Liana pun
menawarkan diri untuk kerja disana dan diterima. Liana kembali bisa bernafas
lega. Semua tentang Bimo sudah pergi dan kini Liana hanya fokus kuliah sembari
kerja.
Tiga minggu berlalu dan semua baik-baik saja sampai Bimo
dan Rasya datang sebagai konsumen di sebuah toko roti yang ada di dalam
perumahan tempat Liana bekerja. Secara nggak sengaja, ketika sedang berpatroli,
Liana melihat mereka keluar dari mobil. Apa Bimo dan
Rasya balikan lagi? pikir Liana. Liana yang melihat dari jauh langsung menutupi
wajahnya dengan topi ketika Bimo menoleh ke arahnya. Gawatnya, setelah Bimo dan
Rasya masuk ke toko roti, datang pula Intan dengan selingkuhannya. Nggak mau
terjadi keributan di dalam, Liana langsung mencegat Intan masuk. Berbagai macam
alasan dikeluarkan Liana agar Intan nggak masuk ke dalam. Tapi, semua percuma
karena Bimo dan Rasya-lah yang keluar dari toko roti duluan. Keadaan pun menjadi
rumit dan chaos. Cowok yang bersama
Intan itu rupanya pacar Rasya yang bernama Yandi. Rasya merasa dibohongi karena
Yandi mengaku masih berada di Australia. Sementara itu, Bimo pun kecewa dengan
Intan. Sebagai hansip, Liana akhirnya membubarkan mereka dengan logat bataknya
yang keras.
Setelah kejadian itu, Bimo mutusin Intan. Pikirannya jadi
nggak menentu. Galau abis. Tapi, satu yang pasti, Bimo mau minta maaf ke Liana.
Bimo pun kembali ke toko roti beberapa hari kemudian sekaligus ingin mencari
Liana. Sesuai harapan, Bimo akhirnya menemukan Liana di pos hansip. Bimo
akhirnya mendapat maaf Liana. Sejak saat itu, Bimo semakin sering berkunjung ke
toko roti. Selain untuk membeli roti-rotinya, Bimo juga ingin bertemu Liana yang
suka keliling di daerah itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol dan makan bareng di
kaki lima. Benih-benih cinta pun perlahan tumbuh di hati Bimo. Bimo menilai
Liana adalah cewek yang baik dan walaupun tomboy serta jago berantem, tapi
wajah Liana sebenarnya cantik. Begitu juga sebaliknya, Liana jadi suka lagi
dengan Bimo.
Masalah besar lalu timbul setelah hubungan antara Bimo
dan Liana tercium oleh Ayah-Ibunya Bimo. Mereka nggak setuju kalau Bimo punya
pacar bahkan istri seorang batak. Boleh-lah untuk pertemanan, tapi nggak dengan
hubungan cinta. Makanya, Bimo dan Liana putar otak agar hubungan mereka
disetujui oleh orangtua Bimo. Akhirnya, ide untuk bersikap bak orang Jawa
kembali diperagakan Liana. Bukan hanya sikap dan bahasa, tapi segala macam
tentang kebudayaan, sejarah dan makanan Jawa dipelajari Liana dengan detil.
Semuanya.
Segala tentang Jawa saja dinilai Bimo nggak cukup untuk
meyakinkan orangtuanya. Bimo mengajak Liana ke salon untuk merubah penampilan
Liana biar nggak terlihat seperti Liana di hadapan Ayah-Ibunya. Bimo kemudian mengaku
ke orangtuanya kalau pacarnya itu asli Jawa dan bernama Desi, yang sebenarnya
adalah Liana. Setelah ngobrol dan melihat tingkah Liana beserta pengetahuannya
tentang Jawa, akhirnya Liana diterima oleh orangtua Bimo. Bukan hanya diterima,
tapi Ayah-Ibunya Bimo menyarankan Bimo untuk cepat-cepat menikahi Desi a.k.a
Liana dan ingin segera diperkenalkan dengan keluarga Liana. Bimo dan Liana sih
senang, tapi kan orangtua Bimo nggak tahu kenyataan yang sebenarnya seperti
apa. Niat awal hanya ingin hubungan mereka mendapat restu dulu, eh malah sampai
ke tahap yang lebih serius.
Apa boleh buat, Liana lalu mengadukan hal itu ke
Papa-mamanya. Dan di luar dugaan, papa mama akan membantu Liana. Papa dan Mama
Liana akan menjelma menjadi orang Jawa, asalkan dikasih waktu beberapa minggu
saja. Dan benar saja, saat pertemuan kedua orang tua itu terjadi, bapak-ibunya
Bimo benar-benar merasa sedang bertemu dengan keluarga Jawa juga. Walaupun ada
kejanggalan yang membuah adegan lucu, tapi tak mengurangi kepercayaan orang
tuanya Bimo.
Bimo dan Liana merasa puas, sangat lega. Tapi, masalah
besar lainnya muncul lagi setelah orangtua Bimo tahu kalau Desi sebenarnya
adalah Liana dari mulut Intan. Iya, Intan muncul lagi karena Dia ternyata belum
terima diputusin Bimo. Selain diputusin Bimo, Intan juga diputusin oleh Yandi,
itulah mengapa Intan menjadi sangat dendam. Intan nggak mau Bimo mendapatkan
kebahagiannya. Apapun motivasi Intan, orangtua Bimo tetap percaya setelah
melihat bukti foto Bimo dan Liana yang pergi ke sebuah salon untuk mengubah
penampilan Liana.
Akan tetapi, keputusan orangtua Bimo berubah 180 derajat
setelah Liana menyelamatkan nyawa Bimo yang hampir ditabrak menggunakan motor
oleh orang suruhan Intan. Liana berhasil mendorong Bimo, tapi untuk sementara
Liana harus berjalan menggunakan tongkat akibat tulang di pergelangan kakinya
ada yang retak. Pengorbanan Liana itulah yang akhirnya membuat orangtua Bimo
mengubah keputusannya. Nggak ada lagi diskriminasi kedaerahan dalam menentukan
pasangan hidup. Orangtua Bimo sadar, kalau cinta memang bisa mengalahkan apa
pun. Toh, walaupun batak, Liana juga sudah bisa jadi orang ‘Jawa’.
Selesai.
Tangerang Selatan, 23 April 2014
Rindu Rindang Cintakami
Feby Andriawan.
Terimakasih Tuhan Atas Segalanya
0 komentar:
Posting Komentar