Pages

Selasa, 24 Juni 2014

ASMARA HANSIP NINGRAT


Sinopsis FTV SCTV

ASMARA HANSIP NINGRAT
By: Rindu Rindang Cintakami & Feby Andriawan

Semangat Liana Pohan kuliah di Jakarta memang sangat tinggi. Buktinya, walaupun kedua orangtua Liana punya dana pas-pasan, hanya cukup untuk membiayai kuliah saja, Liana mau bersusah payah mencari kerja untuk menutupi biaya kehidupan sehari-harinya. Niat cewek batak itu untuk mengurangi beban kedua orangtuanya memang sudah bulat. Liana luntang lantung, kesana kemari, hanya untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, mencari pekerjaan yang bagus di Ibukota memang nggak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kalau hanya berbekal ijazah SMA. Alhasil, Liana terpaksa menerima pekerjaan sebagai hansip di sebuah perumahan elit. Dua bulan Liana kerja dan hasilnya cukup memuaskan. Bukan hanya kemampuannya, tapi Liana juga terkenal akan keramahannya ke warga walaupun nada ngomongnya terkadang tinggi, khas orang batak. Atas dasar itulah kemudian sebuah keluarga  di perumahan tersebut tertarik memperkerjakan Liana sebagai security di rumah mereka dengan gaji yang tentu saja lebih tinggi. Jelas Liana nggak melewatkan kesepatan begitu saja. Liana kemudian menjadi security di rumah berlantai dua yang luas abis. Halaman depannya bisa dipakai untuk main sepakbola, ada kolam renangnya, garasinya besar, pokoknya benar-benar rumah idaman deh. Mengapa Liana pede untuk jadi hansip disana? Itu karena taekwondo yang di pelajarinya waktu SMA dulu. Iya, walaupun tampang feminim, tapi Liana jago banget berantem!

Liana bisa dikatakan beruntung. Selain mendapatkan majikan yang tajir mampus dan baik, Liana juga bertemu dengan anak majikannya yang keren, bernama lengkap R.M. Bimo Nugroho Setyodiningrat, atau singkatnya.Bimo. Tapi, mengingat Ayahnya Bimo itu keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuono VIII dan Ibunya juga keturunan dari adik kandung Sri Pakualam VII, Liana langsung merasa rendah diri. Mana mungkin, cewek seperti dirinya bersanding dengan Bimo. Ah, itu hanya mimpi di siang bolong. Baginya, bisa bertemu dengan Bimo setiap hari saja sudah merupakan sebuah kebahagiaan.

Setiap jadwal kuliah kosong, Liana setia menjaga rumah keluarga Bimo. Entah sudah berapa kali Dia membukakan pagar untuk Bimo yang pulang dari kerjanya sebagai direktur salah satu perusahaan milik Ayahnya itu. Tapi, tetap saja, Bimo cuek dengan Liana. Setiap Liana senyum, Bimo mengalihkan pandangannya dan melengos pergi. Kecewa sih, tapi Liana maklum. Sebagai direktur, tentunya Bimo sangat lelah sekali. Namun, di satu hari, Bimo tiba-tiba mendatangi Liana yang lagi nonton tipi bareng security lain yang bernama Pak Kardi di pos. Kaget dong tiba-tiba didatangi Bimo, apalagi kalau di lihat dari ekspresinya, Bimo serius banget nih menatap Liana. Ternyata, nggak ada angin nggak ada hujan, si Bimo ngajak jalan Liana. Awalnya sih Liana nggak mau karena lagi kerja, tapi Bimo memaksa. Lagian, masih ada Pak Kardi juga yang jagain rumah dan Bimo sudah izin ke orangtuanya untuk membawa Liana keluar.

Setelah mengganti pakaiannya, Liana dan Bimo pergi ke mall. Sepanjang perjalanan, Bimo hanya diam. Hal itu membuat Liana bingung. Apalagi pas di mall, Bimo selalu mengajak Liana ke tempat baju dan menyuruh Liana mencoba baju-baju yang dipilihnya. Makin penasaran dong, akhirnya Liana berani bertanya ke Bimo apa maksud semua itu. Dan, jawaban Bimo membuat Liana jadi lesu. Bimo rupanya mengajak Liana ke mall karena pacarnya bernama Rasya, yang kuliah di Australia sebentar lagi pulang ke Jakarta. Kebetulan, ukuran tubuh Liana dan bahkan warna kulitnya hampir mirip dengan Rasya. Nggak mau salah mengukur baju untuk di kasih ke Rasya, makanya Bimo ngajak Liana. Iya, disini Liana merasa seperti patung berjalan. Tapi, Liana tetap profesional. Dia cukup senang membantu Bimo dan bahkan memberi saran ke Bimo. Yah, paling nggak ini adalah momen Liana bisa cair dengan Bimo. Nggak seperti sebelumnya yang kaku banget.

Besoknya, Bimo membawa Rasya ke rumahnya untuk bertemu dengan Ayah-Ibunya. Sesuai dugaan Liana, Rasya memang cantik bak model, jalannya pun anggun. Sangat berbeda dengan dirinya yang ‘sedikit’ tomboy. Akan tetapi perkenalan nggak berjalan mulus, Rasya memang orang Jawa dan Ayah-Ibunya Bimo juga ingin Bimo mendapatkan jodoh orang Jawa. Tapi, apa yang diinginkan orangtua Bimo itu sepertinya menghilang dari diri Rasya. Sopan santun yang menjadi ciri khas orang Jawa saja nggak ada. Alhasil, orangtua Bimo meninggalkan Bimo dan Rasya berdua di teras. Bimo yang sedikit kecewa dengan Rasya lalu meminta Rasya kembali menjadi dirinya yang dulu. Bukannya menuruti Bimo, Rasya malah pergi dengan ekspresi kesal. Liana dan Pak Kardi yang melihat pertengkaran itu pun hanya bisa terdiam. Darisanalah Liana akhirnya sadar, kalau saja Dia bisa bersikap layaknya orang Jawa, mungkin saja Dia bisa mendapatkan Bimo dan mengubah pendirian orangtua Bimo. Peluang yang menarik untuk Liana coba, sekalipun harus menjadi antagonis di dalam hubungan Bimo dan Rasya.

Nggak butuh waktu lama untuk Liana mencari orang yang bisa mengajarinya menjadi orang Jawa. Iya, teman sekelasnya yang bernama Fani adalah orang Jawa tulen. Sebulan lebih Liana belajar dari Fani dan berhasil ‘menjadi orang Jawa’. Setelah itu Liana mulai berani lagi dekat dengan Bimo. Betapa kagetnya Bimo, Liana yang dikenalnya batak abis, ceplas-ceplos dan rada tomboy sekarang menjadi sangat santun dan lemah lembut layaknya orang Jawa tulen. Seragam hansip yang dipakai Liana pun sekarang menjadi nggak cocok untuk Liana yang kini benar-benar feminim. Tapi, usaha Liana sia-sia. Di suatu pagi seorang cewek datang, namanya Intan. Siapa itu? Ternyata sejak kejadian Rasya, orangtua Bimo ingin menjodohkan anaknya itu dengan anak salah satu teman mereka. Bimo menolak. Rasya adalah cewek yang masih dicintainya dan yakin bisa merubah Rasya jadi cewek ‘Jawa’ lagi.

Bimo pun mulai mencari-cari Rasya. Dan, betapa kagetnya Bimo setelah sampai di rumah Rasya. Rasya rupanya masih seperti dulu. Jawa tulen. Setelah berbincang dengan Rasya, ternyata semua yang dilakukannya adalah untuk bisa putus dengan Bimo. Kuliah di Australia membuat Rasya menemukan cinta lain; orang Jakarta yang juga kuliah di Australia juga. Makanya, momen saat bertemu dengan orangtua Bimo membuat Rasya menemukan celah untuk di benci. Rasya ingin putus dengan cara itu karena Dia nggak mau nyakitin perasaan Bimo secara frontal karena Rasya menganggap Bimo adalah cowok yang sangat baik. Hati Bimo pun hancur berkeping-keping. Namun, Bimo sadar kalau cinta nggak bisa dipaksakan. Akhinya, masalah selesai. Bimo kini menganggap Rasya layaknya seorang adik. Bimo pun curhat tentang perjodohan antara dirinya dan Intan ke Rasya. Kalau Intan baik, kenapa nggak dicoba? Itulah yang Rasya sarankan ke Bimo.

Bimo dan Intan kemudian pacaran. Kejadian itu membuat Liana kecewa, usahanya untuk menjadi cewek ‘Jawa’ seakan nggak bermakna. Nggak mungkin buat Liana menyaingi Intan. Selain pilihan orangtua Bimo, Intan adalah cewek yang sangat baik dan juga kaya. Bahkan, Intan sering membawakan makanan untuk Liana dan Pak Kardi. Liana pun memutuskan untuk kembali menjadi apa adanya dirinya. Hari demi hari berlalu. Suatu hari, Liana nggak sengaja melihat foto Intan di hape Fani. Keduanya berfoto selfie dengan pose alay ‘monyongin bibir’. Setelah ditanya, Intan itu ternyata adalah sepupunya Fani. Liana terkejut dan menjelaskan semuanya ke Fani tentang hubungan Bimo dan Intan. Fani pun nggak kalah kagetnya. Karena, setahu Fani, Intan masih menjalin hubungan dengan seorang cowok!

Informasi yang di dapat dari Fani membuat Liana kepo. Sejak tahu itu, Liana jadi diam-diam mengikuti Intan ketika sedang nggak bersama Bimo. Bahkan, saking niatnya, Liana berbohong nggak bisa kerja ke orangtua Bimo karena lagi sakit. Tapi, usaha Liana itu berbuah hasil. Di sebuah mall, Liana mendapati Intan lagi bergandengan tangan dengan seorang cowok. Penasaran, Liana langsung mendatangi Intan dan cowok tersebut. Memang benar, Intan dan cowok itu berpacaran. Intan kemudian memberikan uang ke Liana untuk tutup mulut, namun ditolak Liana.

Liana menjelaskan semua itu ke Bimo. Tapi, Bimo nggak percaya. Bimo malah menuduh Liana disuruh oleh orang lain untuk menfitnah Intan. Nggak terima dengan tuduhan itu, Liana langsung resign. Setelah itu, Liana kembali dipusingkan dengan biaya hidupnya. Sudah dua bulan dan keuangannya semakin tipis. Beruntungnya, Liana kemudian menemukan peluang untuk kembali menjadi hansip pada sebuah perumahan. Liana pun menawarkan diri untuk kerja disana dan diterima. Liana kembali bisa bernafas lega. Semua tentang Bimo sudah pergi dan kini Liana hanya fokus kuliah sembari kerja.

Tiga minggu berlalu dan semua baik-baik saja sampai Bimo dan Rasya datang sebagai konsumen di sebuah toko roti yang ada di dalam perumahan tempat Liana bekerja. Secara nggak sengaja, ketika sedang berpatroli, Liana melihat mereka keluar dari mobil. Apa Bimo dan Rasya balikan lagi? pikir Liana. Liana yang melihat dari jauh langsung menutupi wajahnya dengan topi ketika Bimo menoleh ke arahnya. Gawatnya, setelah Bimo dan Rasya masuk ke toko roti, datang pula Intan dengan selingkuhannya. Nggak mau terjadi keributan di dalam, Liana langsung mencegat Intan masuk. Berbagai macam alasan dikeluarkan Liana agar Intan nggak masuk ke dalam. Tapi, semua percuma karena Bimo dan Rasya-lah yang keluar dari toko roti duluan. Keadaan pun menjadi rumit dan chaos. Cowok yang bersama Intan itu rupanya pacar Rasya yang bernama Yandi. Rasya merasa dibohongi karena Yandi mengaku masih berada di Australia. Sementara itu, Bimo pun kecewa dengan Intan. Sebagai hansip, Liana akhirnya membubarkan mereka dengan logat bataknya yang keras.

Setelah kejadian itu, Bimo mutusin Intan. Pikirannya jadi nggak menentu. Galau abis. Tapi, satu yang pasti, Bimo mau minta maaf ke Liana. Bimo pun kembali ke toko roti beberapa hari kemudian sekaligus ingin mencari Liana. Sesuai harapan, Bimo akhirnya menemukan Liana di pos hansip. Bimo akhirnya mendapat maaf Liana. Sejak saat itu, Bimo semakin sering berkunjung ke toko roti. Selain untuk membeli roti-rotinya, Bimo juga ingin bertemu Liana yang suka keliling di daerah itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol dan makan bareng di kaki lima. Benih-benih cinta pun perlahan tumbuh di hati Bimo. Bimo menilai Liana adalah cewek yang baik dan walaupun tomboy serta jago berantem, tapi wajah Liana sebenarnya cantik. Begitu juga sebaliknya, Liana jadi suka lagi dengan Bimo.

Masalah besar lalu timbul setelah hubungan antara Bimo dan Liana tercium oleh Ayah-Ibunya Bimo. Mereka nggak setuju kalau Bimo punya pacar bahkan istri seorang batak. Boleh-lah untuk pertemanan, tapi nggak dengan hubungan cinta. Makanya, Bimo dan Liana putar otak agar hubungan mereka disetujui oleh orangtua Bimo. Akhirnya, ide untuk bersikap bak orang Jawa kembali diperagakan Liana. Bukan hanya sikap dan bahasa, tapi segala macam tentang kebudayaan, sejarah dan makanan Jawa dipelajari Liana dengan detil. Semuanya.

Segala tentang Jawa saja dinilai Bimo nggak cukup untuk meyakinkan orangtuanya. Bimo mengajak Liana ke salon untuk merubah penampilan Liana biar nggak terlihat seperti Liana di hadapan Ayah-Ibunya. Bimo kemudian mengaku ke orangtuanya kalau pacarnya itu asli Jawa dan bernama Desi, yang sebenarnya adalah Liana. Setelah ngobrol dan melihat tingkah Liana beserta pengetahuannya tentang Jawa, akhirnya Liana diterima oleh orangtua Bimo. Bukan hanya diterima, tapi Ayah-Ibunya Bimo menyarankan Bimo untuk cepat-cepat menikahi Desi a.k.a Liana dan ingin segera diperkenalkan dengan keluarga Liana. Bimo dan Liana sih senang, tapi kan orangtua Bimo nggak tahu kenyataan yang sebenarnya seperti apa. Niat awal hanya ingin hubungan mereka mendapat restu dulu, eh malah sampai ke tahap yang lebih serius.

Apa boleh buat, Liana lalu mengadukan hal itu ke Papa-mamanya. Dan di luar dugaan, papa mama akan membantu Liana. Papa dan Mama Liana akan menjelma menjadi orang Jawa, asalkan dikasih waktu beberapa minggu saja. Dan benar saja, saat pertemuan kedua orang tua itu terjadi, bapak-ibunya Bimo benar-benar merasa sedang bertemu dengan keluarga Jawa juga. Walaupun ada kejanggalan yang membuah adegan lucu, tapi tak mengurangi kepercayaan orang tuanya Bimo.

Bimo dan Liana merasa puas, sangat lega. Tapi, masalah besar lainnya muncul lagi setelah orangtua Bimo tahu kalau Desi sebenarnya adalah Liana dari mulut Intan. Iya, Intan muncul lagi karena Dia ternyata belum terima diputusin Bimo. Selain diputusin Bimo, Intan juga diputusin oleh Yandi, itulah mengapa Intan menjadi sangat dendam. Intan nggak mau Bimo mendapatkan kebahagiannya. Apapun motivasi Intan, orangtua Bimo tetap percaya setelah melihat bukti foto Bimo dan Liana yang pergi ke sebuah salon untuk mengubah penampilan Liana.

Akan tetapi, keputusan orangtua Bimo berubah 180 derajat setelah Liana menyelamatkan nyawa Bimo yang hampir ditabrak menggunakan motor oleh orang suruhan Intan. Liana berhasil mendorong Bimo, tapi untuk sementara Liana harus berjalan menggunakan tongkat akibat tulang di pergelangan kakinya ada yang retak. Pengorbanan Liana itulah yang akhirnya membuat orangtua Bimo mengubah keputusannya. Nggak ada lagi diskriminasi kedaerahan dalam menentukan pasangan hidup. Orangtua Bimo sadar, kalau cinta memang bisa mengalahkan apa pun. Toh, walaupun batak, Liana juga sudah bisa jadi orang ‘Jawa’.

Selesai.

Tangerang Selatan, 23 April 2014
Rindu Rindang Cintakami
Feby Andriawan.

Terimakasih Tuhan Atas Segalanya

0 komentar:

Posting Komentar